Saturday, September 9, 2017

Cara Mengatasi Pasangan Yang Egois Dan Keras Kepala


Punya pasangan keras kepala bukan berarti bisa dijadikan sebuah alasan untuk mengakhiri hubungan. Selama sifat keras kepalanya selama keras kepalanya berada dilevel yang tidak begitu kronis dan masih bisa dinalar oleh logika tentu masih ada celah kita untuk menjadikannya sosok pasangan yang lebih lemah lembut dan pengertian. Kita bisa ambil sisi positifnya karena keras kepala bukan berarti pasangan kita memiliki sifat egois, hanya saja ia memiliki keyakinan yang cukup kuat tentang apa yang dianggapnya paling benar. Lalu bagai mana cara menghadapi pasangan yang keras kepala, apakah kita perlu mengimbanginya dengan sikap serupa?



           Sekali waktu mungkin kita sebal dengan sikap pasangan yang keras kepala dan mungkin sulit untuk diubah. Jika kita sudah komitmen untuk saling setia dengan pasangan, sudah tugas kita untuk mengubahnya menjadi peribadi yang lebih baik bukan malah meninggalkannya. Tentu ini akan sulit karena semakin kita berusaha mengubahnya justru ia semakin kuat memegang prinsipnya. Jika dianalogikan menjadi batu kita tidak bisa menghancurkannya dengan batu juga, namun kita harus berubah menjadi air yang menenangkan dan sekaligus membuatnya luluh.Intinya dengan kelembutan dan kesabaran kita harus yakin mampu membuat pasangan kita menjadi orang yang bisa menghargai pendapat orang lain dan tidak merasa dirinya paling benar.

Lawan Dengan Sikap Lembut
  
           Jika kita melawan sikap keras kepala pasangan kita dengan sikap yang sama justru  akan membuat masalah semakin runyam, tidak ada solusi, dan bahkan berpotensi menimbulkan pertengkaran. Sebagai pasangan yang pengertian kita harus bersikap lembut untuk menunjukan pada pasangan bahwa sikap kerasnya merupakan hal yang salah dan tidak menyelesaikan masalah. Tidak ada salahnya mengikuti apa yang ia mau tapi bukan berarti kita bisa sependapat dengannya. Cara Mengatasi Pasangan Yang Keras Kepala sekali waktu mungkin kita harus bersikap tegas dengan pendapat kita, namun sikap tegas tersebut harus disampaikan dengan alasan yang kuat dan masuk akal. Jika kita terus diam, mengalah dan terus mengalah ia akan merasa berada diatas angin dan justru ia akan semakin tidak tahu apa yang sebenarnya kita inginkan. Ingan suatu komunikasi  memiliki pengaruh beras pada suatu hubungan.

Intropeksi

         Sekali waktu kita perlu membuang keinginan kita untuk mengubah karakter keras kepala pasangan kita . Mengapa? Karena tidak ada satupun manusia yang mampu mengubah orang lain, kecuali diri mereka sendiri. Justru mungkin kita mulai berusaha merubah diri kita, sebab bukan tidak mungkin sikap keras kepalanya muncul karena sikap kita yang tidak disukainya. Mungkin kita terlalu memaksanya untuk melakukan hal yang ia anggap sulit dilakukan lalu kita menyimpulkan sendiri bahwa dia yang keras kepala. Berkaca dari kemungkinan tersebut ada baiknya kita mengevaluasi diri sendiri atau mengubah diri kita menjadi figur yang lebih baik. Dengan demkian besar kemungkinan ia akan berubah mengikuti kita menjadi sosok yang pengertian dan peduli dengan pendapat orang lain.

         Cara menghadapi pasangan yang keras kepala sebenarnya tergantung dari seberapa parah 'penyakit' keras kepalanya tersebut. Jika sudah mencapai stadium parah kita boleh bertindak tegas dan keras. Terlebih jika sikapnya tersebut sudah mengancam hubungan kita dengannya, tentu kita tidak bisa tinggal diam. Kita tidak boleh berhenti mengingatkan bahwa sikapnya tersebut salah. Apabila pasangan tetap bersikeras dengan sikapnya dan tidak mau mendengarkan masukan dari kita, itu artinya dia sudah bertindak diluar batas. Dalam kondisi seperti itu kita harus mengambil langkah tegas. Berubah atau putus.

No comments:

Post a Comment

-Silahkan berkomentar tentang artikel yang kami terbitkan dengan kritik, saran, dan pendapat.
-Seluruh komentar akan ditinjau dan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan